Pada dasarnya, di dalam medis tidak mengenal yang namanya istilah puber kedua. Kondisi yang menggambarkan keadaan ini lebih sering disebut sebagai periode perimenopause. Masa puber atau pubertas ini memang erat kaitannya dengan perubahan fisik dan psikologis pada tubuh. Apa yang terjadi saat masuk dalam masa puber kedua bagi pria dan wanita?
Masa puber ini dapat ditandai dari meningkatnya hormone testosterone pada anak laki-laki serta meningkatnya estrogen pada anak perempuan. Lalu, apa saja yang akan terjadi pada tubuh saat mengalami masa puber yang kedua kalinya ini? Simak ulasan selengkapnya pada artikel berikut ini.
Baca Juga: Apa Perlu Mengumbar Kemesraan di Media Sosial?
Ciri-Ciri Puber Kedua Pada Pria
Banyak orang menganggap bila seorang pria telah memasuki masa puber kedua maka mereka cenderung lebih genit atau centil. Kondisi seperti ini memang terjadi bagi sebagian pria, akan tetapi tidak semua pria menunjukkan ciri yang sama. Pada umumnya, kebanyakan pria akan memasuki fase puber yang kedua ini di rentang usia 40 hingga 50 tahun. Di masa-masa ini mereka akan lebih menonjolkan kesuksesannya meskipun apa yang sebenarnya mereka dapatkan masih belum sesuai ekspektasi atau keinginannya. Untuk bisa menunjukkan kesuksesannya ini para kaum pria ini akan melakukan berbagai cara seperti membeli mobil baru, berdandan ala anak muda yang modis dan kekinian.
Ciri-Ciri Puber Kedua Pada Wanita
Bagi kaum wanita, masa puber kedua lebih banyak dihabiskan dengan mempertanyakan tujuan hidup mereka. Pada kondisi ini rata-rata wanita telah memiliki anak yang telah beranjak dewasa dan mulai meninggalkan mereka. Ketika masa-masa menghabiskan waktu bersama anak telah mulai menghilang, mereka pun mulai merasa jenuh dan tidak tahu dengan arah hidup mereka selanjutnya. Di kondisi ini banyak pula wanita yang merasa tidak produktif lagi sehingga malas untuk melakukan apa saja termasuk sekedar jalan-jalan. Namun, selain ciri-ciri yang baru saja disebutkan ini, kebanyakan wanita di masa puber keduanya juga cenderung makin penasaran dengan berbagai hal. Maka tidak heran jika banyak wanita berusia 40-an ke atas yang mencoba menemukan hobi baru hingga berpenampilan yang lebih modis.
Fakta Umum
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa istilah puber kedua ini tidak dikenal dalam dunia medis. Namun, tanda-tandanya dapat dilihat dari perubahan yang terjadi di usia paruh baya seperti perubahan fisik hingga emosi. Pada umumnya, inilah yang sering terjadi baik pada pria maupun wanita saat mengalami puber kedua ini.
- Semakin sering berdandan
- Mengalami perubahan mood
- Stress
- Rendah diri
- Kepercayaan diri meningkat
- Agresif
- Meningkatnya hasrat seksual
Beberapa ciri yang telah disebutkan di atas umumnya juga lebih dikenal dengan istilah midlife crisis. Sekitar 10 hingga 20 persen wanita dan pria paruh baya mengalaminya di sekitar usia 40 tahun dan 50 tahun ke atas. Kondisi midlife crisis ini juga banyak disebabkan oleh perceraian, kehilangan pekerjaan hingga kehilangan atau kematian orang-orang terdekatnya.
Baca Juga: Aktivitas Intim Selain Seks. Membuat Hubungan Tambah Romantis!
Kondisi Klimaks Di Masa Puber Kedua
Tidak bisa dipungkiri jika banyak orang yang tidak sanggup menjalani masa-masa puber kedua ini. Bisa dibilang ini adalah kondisi paling rawan bagi pria maupun wanita. Pasalnya, di fase-fase seperti ini mereka akan cenderung lebih mudah stress dan berakhir pada depresi. Klimaksnya, puber kedua ini dapat mengancam mental siapapun. Beberapa ciri berikut ini bisa menandakan jika orang tersebut mengalami gangguan mental di fase puber keduanya.
- Tidak nafsu makan atau sebaliknya nafsu makan semakin bertambah
- Terlalu sering tidur atau sebaliknya menjadi sulit tidur sehingga semakin mudah lelah
- Selalu pesimistis dan tidak memiliki harapan hidup
- Mengalami gangguan kecemasan, mudah sedih dan mudah tersinggung
- Sangat mudah merasa bersalah dan tidak berharga
- Mulai meninggalkan hobi dan hal-hal yang disukainya
- Terpikir untuk segera mengakhiri hidup seperti bunuh diri
- Tubuh sering sakit, pusing, dan gejala sakit lainnya dan tidak kunjung sembuh meskipun telah diobati
Jika Anda atau orang terdekat Anda mengalami ciri-ciri di atas maka segeralah mencari bantuan professional seperti psikiater. Masa puber kedua memang bukanlah hal yang mudah untuk dilalui, oleh sebab itu, komunikasi dan keterbukaan adalah salah satu solusi untuk menghadapinya. Dengan begitu, beban fisik dan beban mental yang dirasakan pun bisa terasa lebih ringan saat menemukan orang yang tepat untuk saling berbagi.