Phubbing, sebuah istilah yang mungkin belum banyak yang tahu, memiliki akar dalam dua kata: “phone” dan “snubbing.” Phone berarti ponsel, sedangkan snubbing merujuk pada tindakan mengabaikan atau mengesampingkan orang lain yang berada di sekitar kita. Jadi, secara harfiah, phubbing berarti mengabaikan orang lain yang sedang bersama kita karena kita terlalu fokus pada ponsel atau perangkat elektronik dengan akses internet lainnya.
Istilah phubbing pertama kali diperkenalkan oleh Macquire Dictionary dan agen periklanan McCann pada tahun 2012 dalam kampanye “Stop Phubbing.” Tujuan kampanye ini adalah untuk mengajak kita semua merenungkan kembali kehidupan sosial dan interpersonal kita yang lebih baik, bahkan ketika teknologi seluler telah menjadi bagian tak terpisahkan dari hidup kita.
Bahaya Phubbing dalam Kehidupan Sosial dan Interpersonal
Phubbing bukan sekadar tindakan sepele. Ini adalah perilaku yang dapat merusak kehidupan sosial dan interpersonal kita secara mendalam. Dalam dunia yang semakin terkoneksi melalui teknologi, kita harus lebih berhati-hati terhadap dampak negatifnya. Berikut adalah beberapa bahaya phubbing dalam konteks rumah tangga dan kehidupan sosial:
Baca juga : Menjadi Wanita Muslimah yang Taat Beragama
Bahayanya Phubbing Dalam Rumah Tangga
Dalam konteks rumah tangga, perilaku phubbing bisa menjadi ancaman serius. Secara etika, phubbing dianggap tidak sopan dan dapat menghancurkan hubungan antara suami dan istri. Ketika salah satu pasangan terlalu sering terlibat dalam phubbing, perasaan hangat dan cinta kasih di antara mereka bisa memudar dengan cepat. Ini dapat menyebabkan ketegangan dan perasaan diremehkan di dalam rumah tangga.
Perilaku phubbing juga dapat terjadi di antara orang tua dan anak-anak mereka. Ketika orang tua sibuk dengan ponsel mereka dan mengabaikan anak-anak, hubungan keluarga yang harmonis pun terancam. Ini seringkali memicu pertengkaran di rumah tangga yang, jika tidak ditangani dengan baik, dapat mengarah pada perpecahan.
Dalam konteks agama, phubbing juga dianggap sebagai salah satu cara setan untuk merusak hubungan suami-istri. Dalam Al-Quran, kita diberitahu bahwa ada setan yang bekerja untuk memisahkan suami dan istri. Dalam satu hadits sahih, disebutkan bahwa iblis bahkan memuji setan yang berhasil membuat pasangan suami-istri bercerai. Dengan demikian, kita harus berhati-hati terhadap bahaya phubbing ini dan mencari cara untuk mengatasi masalah ini dalam rumah tangga.
Cara Mengatasi Phubbing Dalam Rumah Tangga
Mengatasi phubbing dalam rumah tangga bukanlah tugas yang mudah, tetapi sangat penting untuk menjaga hubungan yang sehat dan harmonis. Berikut beberapa langkah yang bisa kita ambil:
1. Berpegang Teguh pada Agama
Dalam Al-Quran, kita diberitahu bahwa pahala dari Allah selalu lebih baik bagi mereka yang beriman dan bertakwa. Oleh karena itu, sebagai langkah pertama, kita harus mengingat perintah Tuhan untuk beriman dan bertakwa. Kita harus yakin bahwa Allah akan melindungi rumah tangga kita jika kita menjalani kehidupan sesuai dengan ajaran-Nya.
2. Batasi Waktu Menggunakan Ponsel
Kita harus memiliki tekad yang kuat untuk membatasi waktu penggunaan ponsel. Tujuan utamanya adalah mencari ridho Allah dalam mengatasi phubbing. Ini tidak hanya akan membantu meningkatkan kualitas hubungan kita dengan orang-orang di sekitar kita, tetapi juga akan membantu kita menjauhkan diri dari perilaku yang tidak bermanfaat.
3. Atur Jadwal Menggunakan Ponsel
Pemasangan alarm pada ponsel untuk mengingatkan kita agar tidak terlalu lama menggunakan ponsel bisa menjadi solusi yang efektif. Misalnya, kita dapat mengatur alarm selama 30 menit. Ketika alarm berbunyi, kita harus meletakkan ponsel dan fokus pada kegiatan bersama dengan orang lain.
4. Buat Kesepakatan dengan Pasangan dan Anak-Anak
Penting untuk berkomunikasi dengan pasangan dan anak-anak tentang masalah phubbing ini. Kita bisa membuat kesepakatan bersama bahwa tidak akan ada penggunaan ponsel saat makan bersama, saat berkendara, saat jalan-jalan, atau saat di pembaringan. Tentu saja, dalam keadaan mendesak, kita harus menjawab panggilan atau pesan dengan efisien.
5. Jaga Kontak Mata Saat Berbicara
Untuk meningkatkan keterampilan komunikasi kita, sangat penting untuk menjaga kontak mata saat berbicara dengan orang lain. Ini akan membantu kita membaca reaksi dan emosi lawan bicara kita dengan lebih baik, sehingga kita dapat berkomunikasi dengan lebih efektif.
Baca juga : Tantangan dan Tips Menjadi Single Parent: Menghadapi Hidup Tunggal dengan Tangguh
Kesimpulan
Phubbing adalah perilaku yang dapat merusak kehidupan sosial dan interpersonal kita. Dalam konteks rumah tangga, phubbing dapat mengancam hubungan suami-istri dan menyebabkan ketegangan dalam keluarga. Oleh karena itu, kita harus waspada terhadap bahaya phubbing ini dan mengambil langkah-langkah untuk mengatasi masalah ini dalam rumah tangga. Dengan mematuhi ajaran agama, membatasi penggunaan ponsel, membuat jadwal penggunaan ponsel, membuat kesepakatan dengan pasangan dan anak-anak, serta menjaga kontak mata saat berbicara, kita dapat mengatasi phubbing dan menjaga keharmonisan dalam rumah tangga.